Perkembangan teknologi dari masa ke masa semakin memudahkan kita, terutama di bidang komunikasi. Mister Postman, sang pengantar surat cinta yang dulu berjalan kaki untuk mengantarkan surat-suratnya, kemudian digantikan dengan menunggang  kuda, dari menunggang kuda kemudian digantikan dengan mengayuh sepeda, lalu mengendarai sepeda motor,  dan kini si mister postman pengantar surat mulai langka, tersapu oleh arus oleh alat-alat komunikasi yang canggih seperti telpon, internet dan fasilitas messengers dari berbagai provider yang memfasilitasi real time communication antara manusia yang berada di kota yang berbeda, bahkan di belahan dunia yang berbeda.

Pelayanan komunikasi yang murah meriah dan masih “hot” sampai saat ini adalah Blackberry Messaging service, fasilitas yang  memudahkan dan meringankan kantong dari segi biaya penggunaan fasilitas pengiriman pesan text. Syaratnya, cukup memiliki pesawat “smart phone” bermerek BLACKBERRY, maka secara otomatis  bisa menghubungkan dengan sesama pengguna Blackberry hanya dengan mendaftarkan PIN kita ke perangkat Blackberry milik teman, biayanya murah, jauh lebih murah dibandingkan dengan menelpon ataupun mengirimkan text message singkat atau SMS.

Karena mudah dan murah, semakin banyaklah komunitas yang menggunakannya, mulai dari siswa dan kelompok belajarnya sampai ibu-ibu yang suka berbagi resep dapur sampai yang bergosip ria. Mulai dari karyawan dan divisi pekerjaannya sampai dengan toko online dalam BBM dan kelompok hobby.

Tetapi jangan terlena dengan kemudahan-kemudahan tersebut, sebab secara tidak langsung , suka ataupun tidak suka, alat komunikasi canggih (Blackberry) menumbuhkan kepribadian baru dalam diri penggunanya dan tidak jarang akibatnya merugikan. Kok bisa?

Tentu bisa!  karena kita  jelas-jelas melihatnya atau bahkan terang-terangan melakukannya, contohnya:

  • Menjadi MALAS (bergerak/berbicara).

Sangking terikat dengan BBM, alih-alih menggunakan telpon, untuk urusan penting-pun, urgent, darurat, pesan disampaikan melalui BBM, bila BBM lagi lemot, atau orang yang dikirimin berita sedang sibuk dan tidak segera membaca pesan… yang urgent itu menjadi bencana.Komunikasi keluarga juga tidak jarang dilakukan “in person” lagi, tetapi melalui BBM, padahal cuma beda kamar dalam satu rumah (sayapun terkadang melakukannya…aduhh ( > ¬ <” )

  • Kurang “aware” dengan keadaan sekitar.

Apakah anda memperhatikan gaya berjalan model sekarang? ciri-ciri berjalan lambat dengan kepala tertunduk, kedua tangan memegang gadget, dan kedua jempol sibuk mengetik.  Akibatnya? membuat orang-orang yang berada di belakang kita kesal karena meghambat jalan mereka, sering nabrak atau ditabrak orang, atau sampai -sampai dipanggil-panggilpun tetap tidak sadar karena begitu terbius dengan tulisan tulisan yang seakan-akan muncul secara ajaib, yang membuat kita harus membacanya dan tidak menghiraukan yang lainnya.

Apakah anda juga memperhatikan hubungan di meja makan? Kuliner sejak zaman dulu digunakan untuk mengakrabkan diri dengan keluarga, teman, kolega. Namun sekarang? apa yang terjadi?Duduk di meja yang sama, tapi masing-masing sibuk dengan dunia sendiri.  Kalaupun ada pembicaraan, sering kali salah satu pihak  tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh karena jempol-jempolnya sedang diberdayakan sedemikian rupa.

  • Jadi EMOSIONAL (bagi  saya)..Mengapa? apakah BBM mengandung garam tinggi? tentu bukan!!! tetapi karena broadcast-broadcast berita yang tidak penting,   berita bohong, berita tidak pasti/ isu.
  • Nah,  yang satu ini berbahaya dan ada hubungannya dengan broadcast, yaitu copy-paste.

Saya menemukan kenyataan bahwa banyak orang yang suka copy-paste,  dan meng-posting  ulang berita tersebut melalui fasilitas broadcast. Antiknya, yang membroadcast ulang, sering tidak tahu apa isi berita yang dia broadcast. Mereka “bahkan” belum membaca dan menyimak isinya apakah layak di broadcast! Yang menjengkelkan, seringkali isi broadcast message itu berupa isu SARA yang meresahkan, padahal belum tentu isi beritanya benar dan bisa dipertanggungjawabkan, ada juga yang isinya pornography yang diberi judul yang alim. Dan yang bikin marah adalah, ketika kita menanyakan apa isi broadcastnya? jawabannya sungguh simple, ringan, dan tanpa pikir : cuma copy paste aja. huh?!???

Kalau terus begini keadaannya, coba pikir:

  • berapa orang yang bakal tertipu oleh berita broadcast ala “copy paste” tentang anaknya yang sakit, dan perlu dana, dan minta transfer, padahal beritanya bohong.
  • berapa orang yang dibodohi karena berita broadcast ala “copy paste” tentang informasi yang salah.
  • berapa orang yang jadi darah tinggi oleh berita broadcast ala “copy paste” tentang apapun juga hanya karena sang broadcaster adalah teman yang dianggap bisa dipercaya, namun setelah dibuka ternyata isinya “tidak karu-karuan”.
  • berapa orang yang kurang wawasan yang akan terjebak dalam kekhawatiran oleh isu-isu negatif, misalnya yang berhubungan dengan SARA, hanya karena sang broadcaster tidak bertanggung jawab.
  • Plagiatisme (pencontekan/pembajakan)??? *apakah bisa disamakan, mohon komen pembaca. COPY PASTE bisa disamakan dengan plagiatisme secara tidak langsung. Misalnya meng-copy paste status/ quote/ pepatah, atau status orang lain tanpa mencantumkan sang penulis status/quote/pepatah yang asli. sehingga status/quote/pepatah tersebut seakan-akan adalah hasil kreatifitasnya (dalam mencuri/plagiat).

COPY PASTE sebenarnya adalah “tools” yang sangat membantu terutama dalam pekerjaan suatu proyek editing untuk mempersingkat waktu.

Tetapi ditangan orang “bodoh” dan tidak bertanggungjawab, COPY PASTE menjadi hal yang merugikan orang banyak.

  • Dan berhati-hatilah, sebab  COPY PASTE ternyata DITEMUKAN dalam aktivitas religius kita. Contohnya, dalam  hal:
  • membaca doa/ mantera, dalam kasus saya sebagai seorang Nasrani yaitu DOA BAPA KAMI, setiap hari kita membaca dan memanjatkannya kepada Bapa di Surga. Sebagian besar bahkan sudah menghafal dari kecil.… Pertanyaannya adalah,  apakah makna dari doa tersebut benar-benar tercetus dari hati yang tulus  ketika kita memanjatkannya.
  • Pada saat kita membaca Firman Tuhan.…apakah hanya sekedar membaca, dan tidak merenungkan tentang isinya, makna yang tersirat bagi kondisi kita pada saat membacanya?
  • Pada saat kita mendoakan orang sakit atau orang yang sedang menderita.…apakah kita mendoakan dengan doa meringankan beban tetapi hati kita tidak terletak pada penderitaan orang tersebut dan memanjatkannya diatasnya, mendoakan hanya supaya imej kita kelihatan bagus dan rohani?
  • Pada saat menyanyikan lagu puji-pujian.…apakah kita menyanyikan dengan tulus dan sepenuh hati sesuai dengan arti dari lirik lagu ataukah cuma sekedar menghafal dan membunyikannya dengan teknik sebaik yang kita kuasai?

Ayolah kawan, mari kita berpikir sedikit lebih jauh sebelum bertindak dan mengikuti arus-arus yang tidak positif.

Batasilah penggunaan COPY-PASTE dalam kehidupan kita, pergunakan seperlunya.

Apalagi dalam kehidupan Spiritual, karena apapun amal kebaikan  yang  kita lakukan tidak ada artinya bila dilakuan dengan karakter copy paste. Apakah Tuhan akan menerima persembahan yang tidak dilakukan dengan hati yang sungguh-sungguh, dengan hati yang sempurna untuk menyembah dan memujiNya?

Jangan bertanya pada rumput yang bergoyang 😀 😀 😀

Semoga diberkati 🙂

Tinggalkan komentar